Selanjutnya, Moody’s menetapkan target pra penjualan FY22 sebesar Rp5,2 triliun dan meyakini akan ada keberlanjutan bisnis residensial dengan harga terjangkau yang dikelola LPKR.
Moody’s menekankan adanya perbaikan pada likuiditas perusahaan holding yang juga menandakan kecukupan likuiditas selama 12-18 bulan ke depan. Hingga periode Januari - September 2021, perusahaan melaporkan posisi kas perusahaan holding ada di posisi Rp2,3 triliun
Sebagai catatan, sepanjang sembilan bulan pertama 2021, LPKR melaporkan pendapatan mencapai Rp10.9 trilliun atau naik 44% dengan nilai EBITDA yang juga naik 84% menjadi Rp2.9 triliun.
Adapun kenaikan pendapatan ini ditopang oleh meningkatnya bisnis real estat sebesar Rp3,0 triliun dari Rp2,4 triliun.
Moody’s mencatat kemungkinan menaikkan rating LPKR jika arus kas operasi pada level perusahaan holding berada di area positif dan perusahaan tidak bergantung kepada penjualan aset, serta rasio hutang menunjukkan perbaikan.