sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Moratel Mau IPO, Bedah Kekuatan FREN Vs Telkom-XL-Indosat

Market news editor Melati Kristina - Riset
25/07/2022 07:00 WIB
Industri telco atau telekomunikasi merambah bisnis digital di era ekonomi internet. Kinerja saham maupun keuangan emiten telco pun masih bertumbuh positif.
Moratel Mau IPO, Bedah Kekuatan FREN Vs Telkom-XL-Indosat. (Foto: MNC Media)
Moratel Mau IPO, Bedah Kekuatan FREN Vs Telkom-XL-Indosat. (Foto: MNC Media)

Moratelindo (MORA) Ramaikan Emiten Telco Terjun ke Bursa

Menyusul emiten telco yang melenggang di bursa, MORA, pemain industri telekomunikasi berencana melakukan penawaran umum pada 29 Juli-2 Agustus 2022 mendatang.

Berdiri sejak 2000, MORA bergerak di bidang konstruksi sentral telekomunikasi, instalasi komunikasi, internet service provider, hingga jasa multimedia lainnya.

Adapun harga penawaran awal dalam Initial Public Offering (IPO) emiten ini mencapai Rp368/saham hingga Rp396/saham. Adapun saham yang ditawarkan sebanyak 2,61 miliar saham atau 11 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor perseroan.

Asal tahu saja, sebanyak 20,51 persen saham MORA dikuasai oleh Smartfren atau FREN melalui anak usahanya yakni PT Smart Telecom. Sementara 45,71 persennya dikendalikan oleh PT Candrakarya Multikreasi.

Dilihat dari laporan keuangannya pada triwulan I-2022, pendapatan bersih MORA tumbuh 4,59 persen menjadi Rp1,03 triliun.

Sementara MORA masih dapat membukukan laba bersih sebesar Rp155,72 miliar pada periode ini meski mengalami penurunan sebesar minus 0,91 persen dibanding tahun lalu.

Sebagai pemain industri telco, operator provider komunikasi memiliki tujuan utnuk mendapatkan pelanggan data seluler dan layanan broadband dari operator yang sama.

Untuk dapat bersaing, operator membentuk layanan fixed broadbandmelalui strategi organik maupun anorganik. Guna mencapai ini, sejumlah emiten berlomba mengembangkan layanan ini.

Emiten yang mengembangkan layanan ini adalahTLKM melalui Indihome, EXCL bersama dengan grup Axiata mengakuisisi saham pengendali di Linknet (LINK), serta Indosat atau ISAT yang meluncurkan kembali fixed broadbandmereka dengan merek baru.

Sementara, seperti sedikit disinggung di atas, FREN juga masuk dalam layanan ini dengan memegang saham (pra-IPO) sebesar 20 persen di MORA.

Sedangkan MORA menawarkan layanan broadband Oxygen yang mana berkolaborasi dengan FREN, melalui skema FMC dengan paket Squad. Dengan demikian, pelanggan dapat menikmati internet broadband, saluran TV, saluran telepon, dan data seluler dalam satu tagihan.

Selain itu, TLKM juga mengembangkan strategi FMC melalui Indihome-Telkomsel dengan menghadirkan paket Smooa.

Adapun paket ini merupakan layanan tambahan Indihome yang menawarkan internet seluler kuota untuk dibagikan ke tiga hingga enam nomor Telkomsel yang ditagih dalam satu tagihan Indihome.

Analis UOB Kay Hian, Selvi Ocktaviani, dalam laporannya mengungkapkan bahwa implementasi FMC di Indonesia masih berada di tahap awal sehingga operator baru mengembangkan sistemnya saat ini.

“Kami berharap dapat melihat lebih banyak inovasi dalam paket baru yang diluncurkan di masa mendatang,” tulisnya dalam laporan “Regional Morning Notes” yang dipublikasikan pada Senin (18/7/2022).

Industri telco Tanah Air sendiri didominasi oleh pemain-pemain besar. Sebut saja TLKM yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan EXCEL Axiata Grup yang memiliki LINKNET yang dulunya milik grup LIPPO.

Sementara, pemain lainnya seperti FREN adalah perusahaan telco yang dimiliki oleh Sinar Mas Grup. Sedangkan ISAT kini berkonsolidasi menjadi perusahaan telco terbesarsetelah TLKM dengan melakukan merger dengan PT Hutchison 3 Indonesia (Tri).

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement