sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Mumpung Harga Naik! RI dan Malaysia Terus Genjot Produksi Sawit

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
08/04/2022 13:35 WIB
Indonesia dan Malaysia terus menggenjot produksi sawitnya. Pasalnya, harga CPO di pasar internasional terus meningkat tinggi.
Mumpung Harga Naik! RI dan Malaysia Terus Genjot Produksi Sawit (FOTO: MNC Media)
Mumpung Harga Naik! RI dan Malaysia Terus Genjot Produksi Sawit (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Dua produsen utama Crude Palm Oil (CPO) di dunia, Indonesia dan Malaysia, terus menggenjot produksi sawitnya. Pasalnya, harga CPO di pasar internasional terus meningkat tinggi.

Berdasarkan pantauan di Bursa Malaysia Derivatives Berhad (BMD), Jumat (8/4/2022) hingga pukul 12:29 WIB, harga CPO Mei 2022 naik 0,85 persen di MYR6.266 per ton. CPO Juni 2022 menguat 0,77 persen di MYR5.827 per ton.

Stok CPO di tingkat global diperkirakan tetap ketat menyusul permintaan yang tinggi. Hal ini membuat produsen utama seperti Indonesia dan Malaysia berlomba meningkatkan produksi mereka.

Survei S&P Global Commodity Insights pada 7 April 2022 lalu memperkirakan produksi CPO Malaysia akan meningkat 17 persen menjadi 1,34 juta metrik ton (mt) pada bulan kemarin. Sedangkan stok CPO pada akhir Maret dipatok naik 0,9 persen dari bulan Februari menjadi 1,53 juta mt

Pembatasan ekspor CPO di Indonesia menjadi berkah bagi Malaysia. Ekspor minyak sawit Negeri Jiran diperkirakan naik 9,3 persen dari bulan sebelumnya menjadi 1,2 juta mt, dilansir SPGlobal, dikutip Jumat (8/4/2022).

Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) akan merilis angka supply dan demand CPO secara resmi untuk bulan Maret pada 11 April 2022 mendatang.

Di Indonesia, Menteri Perdagangan menetapkan harga acuan CPO untuk April 2022 senilai USD1.787,5 per ton, naik dari harga acuan Maret 2022 sebanyak USD1.432,24 per ton.

Harga referensi tersebut juga menysyaratkan pajak ekspor April maksimum USD200 per ton dan retribusi ekspor maksimum di USD375 per ton.

Analis menilai tren penurunan harga CPO akan terjadi ketika Malaysia dan Indonesia mulai menggenjot produksi mereka, terutama sejak munculnya permintaan pada bulan Ramadan.

"Sejak permintaan Ramadhan berakhir, maka demand CPO akan menjadi normal," kata Direktur Manzoor Trading Co yang berbasis di Pakistan, Abdul Hameed. (RAMA)

Halaman : 1 2
Berita Rekomendasi

Berita Terkait
Advertisement
Advertisement