Hal-hal menarik terkait potensi window dressing pada 2023 layak diperhatikan, yakni suku bunga tinggi (higher for longer), fenomena kenaikan yang fantastis IPO konglomerasi, yield US treasury 10 years, dan pemilu 2024.
Dimas menjelaskan, terjadinya inflasi yang cukup tinggi akibat dari pandemi covid-19 mengakibatkan hampir seluruh pemerintah menaikkan tingkat suku bunganya, seperti yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, sehingga turut memberikan pengaruh cukup besar terhadap pergerakan IHSG.
Selanjutnya terkait fenomena kenaikan yang fantastis IPO konglomerasi, beberapa saham yang baru IPO dan dipegang oleh pihak-pihak konglomerat, seperti saham dengan kode CUAN, BREN, AMMN turut memberikan dampak kenaikan cukup positif dan besar terhadap pergerakan IHSG, serta menduduki jajaran TOP 10 Gainers saham IPO 2023.
Sementara itu, untuk konteks yield US treasury 10 years, sambung Dimas, tingkat imbal hasil treasury 10 years tercatat mengalami kenaikan tertinggi pada Oktober 2023 sebesar 4,98% (tertinggi dalam 16 tahun) yang juga turut memberikan tekanan terhadap IHSG.
Terkait iklim politik jelang pemilu 2024, berdasarkan historikalnya, pergerakan IHSG pada Desember jelang tahun pemilu tercatat meningkat dengan rata-rata 6% dengan probabilitas meningkat sebesar 50%.
Di momen window dressing 2023, Dimas menyarankan trader dan investor untuk mencermati potensi saham-saham di Indeks LQ45, khususnya saham Top 20 LQ45.
Ke-20 saham berdasarkan penutupan pasar 8 Desember 2023, adalah BRPT (YTD 138,82%), TPIA (YTD 89,02%), ACES (YTD 39,11%), BRIS (YTD 28,08%), BMRI (YTD 15,87%), BBNI (YTD 11,65%), BBRI (YTD 8,96%), ICBP (YTD 8,77%), GOTO (YTD 4.40%), TLKM (YTD 3.73%), MEDC (YTD 3,43%).