Belum lagi isu lingkungan dan emisi yang dihasilkan di sektor pertambangan yang saat ini menjadi batu sandungan RI untuk melakukan hilirisasi.
Hingga Maret 2023, MUTU telah menerbitkan sertifikasi RSPO untuk 122 perkebunan kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia. MUTU juga menerbitkan sertifikasi RSPO untuk negara-negara Eropa, Amerika, India dan China.
Di dalam negeri, MUTU bekerja sama dengan SPKS untuk memfasilitasi sertifikasi perkebunan kelapa sawit milik petani sawit swadaya yang ada di Indonesia.
Tak hanya sektor sawit, MUTU telah menerbitkan 105 sertifikat dengan skema International Sustainable Carbon Certification (ISCC) pada 2022.
Perusahaan yang telah berdiri sejak 1990 ini telah menjadi pioneer sertifikasi di berbagai industri. Berikut adalah ringkasan produk sertifikasi yang menjadi lini bisnis MUTU:
Kinerja Saham & Keuangan MUTU
MUTU melantai di bursa saham Indonesia pada 9 Agustus lalu. MUTU melakukan penawaran umum perdana sebanyak 942.857.200 saham senilai Rp.108. Dalam IPO nya, MUTU bahkan mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscription) hingga 252 kali. Hasil IPO MUTU meraup dana sebanyak Rp101 miliar.
Sejak melantai hingga 13 September 2023, saham MUTU sudah melonjak 59,26 persen.
Fundamental bisnis MUTU juga sangat prospektif dengan tiga sektor utama yang menjadi fokus bisnis saat ini yaitu di bidang green economy, sharia economy dan digital economy.
Secara fundamental, pada 2022 kinerja pendapatan MUTU sebesar Rp281,82 miliar dengan beban pokok pendapatan mencapai Rp143,82 miliar. Laba tahun berjalan MUTU tercatat sebesar Rp36,78 miliar pada periode yang sama. (Lihat tabel di bawah ini.)
MUTU mencatatkan peningkatan pendapatan 30,55 persen menjadi Rp59,71 miliar periode 31 Maret 2023 dibandingkan 31 Maret 2022.
Pada periode yang sama, laba tahun berjalan juga melonjak 66,84 persen menjadi Rp 8,15 miliar.
Sebanyak 31,50 persen saham MUTU International dipegang oleh PT Sentra Mutu Handal dan 28,00 persen lainnya dipegang oleh PT Baruna Bina Utama.
Ada juga PT Afda Ekselensi Lintas Dunia yang memegang saham MUTU sebesar 10,50 persen. Sementara kepemilikan saham publik di bawah 5 persen mencapai 30,00 persen.
Urgensi dan Pengertian Perdagangan Karbon
Bursa karbon dan perdagangan karbon satu kesatuan yang tak terpisahkan. Keduanya adalah mekanisme pasar yang tercipta untuk merespon kebutuhan perubahan iklim dan tingginya emisi gas rumah kaca (GRK) yang ditimbulkan oleh sektor swasta.
Swiss Re Institute memprediksi perubahan iklim dapat menurunkan Produk Domestik Bruto (PDB) global sebesar 11-18 persen atau sekitar USD23 triliun pada 2050 jika temperatur global meningkat 3,2°C.
Menurut Fifth Assessment Report 2014 dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), lebih dari 95 persen kemungkinan aktivitas manusia menyebabkan peningkatan suhu bumi.