"Dalam rangka menjaga pertumbuhan bisnis yang sehat, Bank Jago menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah secara hati-hati dan terukur dengan tetap memperhatikan peluang ekspansi yang ada. Ini terlihat dari rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross di level 1,8% atau di bawah rata-rata industri perbankan," jelasnya saat Media Briefing di Jakarta, Jumat (17/03/2023).
Dengan capaian tersebut, emiten dengan kode ARTO itu berhasil membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp20 miliar per akhir Desember 2022. Angka ini naik lebih dari dua kali lipat atau 122 persen dari tahun sebelumnya yakni sebesar Rp9 miliar.
Adapun, laba bersih perseroan pada 2022 tercatat mencapai Rp15,91 miliar. Nilainya turun hingga 81,5% dibandingkan periode 2021 yang mencapai Rp86,02 miliar.
Ke depan, Bank Jago optimistis terhadap kinerjanya tahun ini. Wakil Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris menyatakan bahwa potensi pertumbuhan di 2023 ini masih baik.
"Optimisme ini turut didukung risk management dan prudent dalam memberikan pinjaman, dan kehati-hatian dalam memilih partner dan customer," ujarnya.
(FRI)