sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Obat Kuat Kenaikan Suku Bunga BI Belum Berhasil Kerek Rupiah

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
23/10/2023 12:14 WIB
Rupiah masih belum mampu bangkit dari pelemahan sejak pekan lalu usai sempat mendapatkan ‘obat kuat’ berupa kenaikan suku bunga 25 basis points (bps) BI.
Obat Kuat Kenaikan Suku Bunga BI Belum Berhasil Kerek Rupiah. (Foto: MNC Media)
Obat Kuat Kenaikan Suku Bunga BI Belum Berhasil Kerek Rupiah. (Foto: MNC Media)

Meskipun laju depresiasi lebih penting dibandingkan tingkat depresiasi sebenarnya, hal ini masih akan menghalangi investor asing untuk berinvestasi di Indonesia karena mereka juga perlu mempertimbangkan risiko mata uang.

Mengingat BI disebut sudah kehabisan alat untuk mendukung rupiah, maka satu-satunya cara adalah menaikkan suku bunga kebijakan yang semakin menghambat daya tarik pasar saham.

Ini terlihat dari kurangnya katalis di pasar saham dan meningkatnya imbal hasil obligasi global seperti US Treasury 10-year yang sempat tembus 5 persen pekan lalu.

Menurut Algo Research, kondisi ini menyebabkan arus keluar asing bersih.

“Kami melihat arus keluar ekuitas selama 4 bulan berturut-turut berjumlah Rp6 triliun, sementara pasar obligasi mengalami arus keluar selama 3 bulan berturut-turut sebesar -Rp43triliun, di mana keduanya telah menyebabkan depresiasi Rupiah dan cadangan devisa turun secara substansial,” tulis Algo dalam laporannya, dikutip Senin (23/10).

Selain itu, perlu diketahui bahwa target inflasi BI pada tahun 2024 bahkan lebih rendah lagi yaitu sebesar 1,5-3,5 persen (dari sebelumnya 2-4 persen).

Kondisi ini menyiratkan prospek permintaan yang jauh lebih rendah. Terutama karena konsumen lebih banyak menabung daripada pengeluaran dalam perekonomian di tengah tingkat suku bunga yang tinggi.

Komoditas juga berada di ambang risiko mengingat perang Timur Tengah yang tengah berkecamuk, meskipun di lain pihak menguntungkan sektor tertentu seperti emas dan minyak.

Namun, tekanan sentimen global kini cukup membuat daya tarik aset-aset emerging market termasuk Indonesia menjadi menurun.

Hal ini juga diperkirakan akan berlanjut dan menahan peluang rupiah berbalik arah. Dolar AS masih jadi aset safe haven yang banyak diincar investor di masa krisis seperti kekhawatiran akan perang yang terus berlanjut. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement