“Kami juga siap mendukung program pemeriksaan kesehatan gratis pemerintah yang membutuhkan alkes dan reagen dalam jumlah besar,” ujarnya.
Direktur Proline, Cristina Sandjaja menjelaskan, perluasan pabrik memungkinkan peningkatan produksi signifikan, di antaranya Kimia Klinik naik tiga kali lipat menjadi 960 ribu kit per tahun.
Selanjutnya, Rapid Test naik 4,5 kali lipat menjadi 22,5 juta tes, dan instrumen diagnostik meningkat empat kali lipat menjadi 4.000 unit per tahun, juga fasilitas biomolekuler berkapasitas 5 juta tes per tahun.
Prodia (PRDA) yang memiliki 39 persen saham di Proline sejak 2024 turut menyambut baik langkah ini.
Direktur Keuangan Prodia, Liana Kuswandi menyebut, proyek ini sebagai kolaborasi strategis yang memperkuat ekosistem kesehatan nasional.