Dia menambahkan, dukungan pabrik hilir baru dan struktur keuangan menjadi motor penggerak perusahaan.
“Perusahaan siap memaksimalkan peluang pasar ke depan,” tutur dia.
Dalam laporan perusahaan, STAA mencatatkan EBITDA sebesar Rp1,14 triliun, hasil dari efisiensi biaya dan optimalisasi proses produksi. Laba usaha tumbuh signifikan menjadi Rp966,74 miliar.
Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp656,73 miliar, naik 55,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari sisi operasional, produksi Tandan Buah Segar (TBS) mencapai 275.248 ton atau tumbuh 4,8 persen YoY. Kebun inti menyumbang pertumbuhan 4,4 persen dan kebun plasma naik 9,2 persen.
Peningkatan yield per hektare masing-masing sebesar 4,5 persen dan 4,4 persen mencerminkan efektivitas program peremajaan tanaman dan penerapan praktik agronomi.