Target produksi tersebut juga untuk bijih nikel kadar Ni 1.30 persen -1.50 persen. Peningkatan target produksi ini didasari dengan adanya permintaan market yang semakin meningkat karena semakinbanyak smelter yang beroperasi.
Saat ini, Perseroan telah mendapatkan persetujuan RKAB periode2024- 2026 dengan total volume penjualan yang telah disetujui sebesar 7.800.000 WMT.
Untuk mendukung kinerja operasional dan terpenuhinya target perseroan, saat ini daya dukung infrastrukturtambang yang telah dimiliki baik berupa angkutan jalan tambang dan juga Pelabuhan dalam tahap peningkatan dan pengembangan untuk beroperasi secara maksimal.
"Perseroan optimis bahwa peningkatan produksi tersebut relevan terhadap supply and demand dengan kondisi perkembangan kebutuhan industri nikel yang semakin meningkat," ujar Ruddy.
Ruddy menjelaskan, informasi terakhir dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), RKAB yang disetujui sebesar 240juta ton. Kendala yang dihadapi dilapangan saat ini adalah cuaca dan ketersediaan alat–alat produksi, kondisi ini menyebabkan tidak terpenuhinya supply.
"Dukungan pemerintah untuk industri nikel memberikan optimisme kepada Perseroan untuk meningkatkan produksinikel, dengan adanya peningkatan produksi akan memberikan dampak yang positif bagi kinerja operasional dan keuangan kami yang nantinya akan tercermin dalam peningkatan lababersih perseroan," ujar Ruddy.
Pada akhirnya, dikatakan Ruddy, hal tersebut akan memberikan nilai tambah yang lebih positif bagi pemegang saham dan stakeholder.
Ruddy juga menambahkan bahwa Perseroan akan fokus pada rencana peningkatan cadangan nikel. Untuk merealisasikan rencana peningkatan cadangan, NICL berupaya secarakonsisten melakukan kegiatan eksplorasi yang berkelanjutan melalui konservasi cadangan dan optimalisasi cadangan marginal.
Strategi Perseroan dalam mencermati adanya tantangan dan peluang ke depan di bidang digitalisasi industri pertambangan nikel dalam hal teknologi operasional akan memberikan dampakkepada perkembangan dan pertumbuhan perseroan ke depan.
"Perseroan menerapkan project Aplikasi Sistem Digitalisasi Keselamatan Pertambangan, disingkat SLAMET. Aplikasi ini dibuat untuk menjadi solusi inovatif yang dirancang agar mempermudah dalam hal operasional, implementasi , pengawasan serta pelaporan operasional dan keselamatan pertambangan," ujar Ruddy.