IDXChannel – Konflik di Timur Tengah antara Israel-Hamas mempertajam fokus investor global pada meningkatnya risiko geopolitik di pasar keuangan. Investor pun menunggu apakah konflik tersebut meluas ke negara lain berpotensi menaikkan harga minyak lebih lanjut dan memukul ekonomi dunia.
Terlebih lagi setelah pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu (15/10/2023) yang bersumpah untuk “menghancurkan Hamas” ketika militernya mempersiapkan operasi darat di Gaza untuk membasmi kelompok militan tersebut. Serangan mematikan yang dilakukan Israel melalui kota-kota perbatasan Israel telah mengejutkan Palestina.
Di sisi lain, harga minyak melonjak hampir 6% pada Jumat (13/10/2023), karena investor memperkirakan kemungkinan konflik Timur Tengah yang meluas. Indikator pertama reaksi terhadap perkembangan akhir pekan kemungkinan besar akan muncul ketika minyak mulai diperdagangkan di Asia pada pekan depan.
“Sepertinya kita sedang menuju invasi darat besar-besaran ke Gaza dan memakan banyak korban jiwa,” kata Ben Cahill, peneliti senior di Program Keamanan Energi dan Perubahan Iklim di Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) dilansir dari Reuters, Senin (16/10/2023).
"Kapan pun Anda menghadapi konflik sebesar ini, Anda akan mendapat reaksi pasar," lanjutnya.
Reaksi pasar dalam sepekan terakhir relatif tenang, meskipun mata uang syikal Israel mendapat pukulan besar. “Saya tidak tahu apakah pasar akan tetap berperilaku baik,” kata Erik Nielsen, kepala penasihat ekonomi grup di UniCredit.
“Hal ini hampir pasti bergantung pada apakah konflik terbaru ini masih bersifat lokal atau justru meningkat menjadi perang Timur Tengah yang lebih luas,” tambahnya.