sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pasar Obligasi dan Saham Masih Menguat, FDI Diperkirakan Pulih di Semester II-2025

Market news editor Nia Deviyana
22/08/2025 08:32 WIB
Pasar keuangan Indonesia masih menunjukkan sinyal penguatan, baik dari sisi obligasi maupun saham.
Pasar Obligasi dan Saham Masih Menguat, FDI Diperkirakan Pulih di Semester II-2025. Foto: iNews Media Group.
Pasar Obligasi dan Saham Masih Menguat, FDI Diperkirakan Pulih di Semester II-2025. Foto: iNews Media Group.

IDXChannel - Pasar keuangan Indonesia masih menunjukkan sinyal penguatan, baik dari sisi obligasi maupun saham seiring meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga dan stabilisasi nilai tukar rupiah

Senior Economist DBS Bank Radhika Rao menilai kondisi ini bisa membuka jalan bagi pemulihan aliran modal asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) pada paruh kedua 2025.

"Imbal hasil obligasi Indonesia mulai menurun seiring dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga. Tren ini didukung oleh limpahan permintaan dari Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), surplus likuiditas, serta minat investor terhadap instrumen berimbal hasil tinggi," ujar Radhika melalui keterangan tertulis, Jumat (22/8/2025). 

Permintaan obligasi terkonsentrasi pada tenor pendek hingga menengah, sementara imbal hasil obligasi 10 tahun juga mengalami penurunan meskipun kinerjanya tertinggal dibanding tenor yang lebih pendek.

"Pergerakan ini menunjukkan respons pasar obligasi terhadap ekspektasi kebijakan moneter yang lebih akomodatif serta kondisi likuiditas yang memadai di pasar domestik. Kondisi tersebut membuka ruang bagi Bank Indonesia untuk melakukan penyesuaian kebijakan suku bunga sesuai perkembangan ekonomi," kata dia.

Melengkapi prospek positif tersebut, Equities Specialist DBS Group Research Maynard Arif mengungkapkan bahwa pasar saham Indonesia menunjukkan rotasi menarik ke saham-saham big cap berkualitas yang dinilai lebih tahan terhadap volatilitas global. 

"Meskipun indeks LQ45 dan IDX30 mengalami kinerja di bawah rata-rata hingga Juli 2025, valuasi pasar saat ini masih relatif menarik dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya, sehingga membuka peluang bagi investor yang mencari stabilitas sekaligus potensi pertumbuhan," kata dia.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement