sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pasar Obligasi RI Tertekan Sentimen Global di Awal Pekan

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
28/10/2024 10:10 WIB
Pasar surat utang obligasi di Indonesia masih terbebani sejumlah indikator ekonomi mancanegara pada awal pekan ini.
Pasar Obligasi RI Tertekan Sentimen Global di Awal Pekan. (Foto: MNC Media)
Pasar Obligasi RI Tertekan Sentimen Global di Awal Pekan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pasar surat utang obligasi di Indonesia masih terbebani sejumlah indikator ekonomi mancanegara pada awal pekan ini.

Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas Amir Dalimunthe menilai sentimen global yang hadir cenderung negatif bagi pasar obligasi juga berdampak pada kinerja imbal hasil (yield) surat utang Amerika Serikat.

“Per posisi Jumat, indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung negatif bagi pasar obligasi, tergambar dari peningkatan yield curve US Treasury (UST),” kata Amir dalam risetnya Senin (28/10).

AS mencatat yield curve UST 5-tahun meningkat sebesar 4bp menjadi 4,07 persen, dan yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 4bp menjadi 4,25 persen. 

Dibandingkan pekan sebelumnya, yield curve UST meningkat sebesar 17bp dan diiringi pelemahan rupiah terhadap dolar AS sebesar 1,07 persen.

Yield curve merupakan grafik/kurva yang menggambarkan yield (imbal hasil) obligasi dengan tenor jatuh temponya pada suatu titik waktu tertentu. Melalui yield curve, investor dapat melihat tingkat pengembalian investasi dari obligasi pemerintah dengan berbagai tenornya. 

Sementara di Indonesia, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia bertahan di level 69bp. Amir menilai level CDS masih relatif rendah dibandingkan level historikalnya selama 3 tahun terakhir.

Adapun, CDS 5-tahun Indonesia tidak berubah dibandingkan level minggu sebelumnya. “Jadi relatif in-line dengan indikator-indikator tersebut, yield SUN 10-tahun (GIDN10YR) mencatatkan peningkatan mingguan sebesar 9 basis poin menjadi 6,75 persen,” tuturnya.

Amir pun menyarankan investor untuk mewaspadai potensi peningkatan volatilitas harga dan yield instrumen SBN berdenominasi rupiah. Berdasarkan indikator tersebut, sejumlah obligasi yang direkomendasikan antara lain FR0086, FR0056, FR0037, FR0073, FR0100, FR0068, FR0072, FR0075, FR0098.

“Untuk periode 28 Oktober–1 November 2024, kami memperkirakan yield curve SUN 10-tahun akan berada di kisaran 6,64-6,84 persen,” ujarnya.

(Febrina Ratna)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement