sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pasar Saham Masih Stabil di Tengah Penantian Investor Hasil Real Count KPU

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
16/02/2024 14:12 WIB
Investor menantikan kepastian terhadap hasil pemilu 2024 berdasarkan data real count KPU.
Pasar Saham Masih Stabil di Tengah Penantian Investor Hasil Real Count KPU (Foto MNC Media)
Pasar Saham Masih Stabil di Tengah Penantian Investor Hasil Real Count KPU (Foto MNC Media)

IDXChannel - Penghitungan resmi (real count) Pemilu 2024 masih berlangsung oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Investor dinilai masih terbawa sentimen hasil penghitungan cepat (quick count).

Analis Pasar Modal dan Head of Business Development PT FAC Sekuritas Indonesia, Kenji Putera Tjahaja mengatakan, investor menantikan kepastian terhadap hasil pemilu. Pasar dinilai masih meraba hasil sementara real count KPU.

“Biasanya market akan lebih suka kepastian-kepastian tentang isu keberlanjutan. Kalau memang hasil (quick count) tidak jauh berbeda dengan KPU, entah satu atau dua putaran, market sendiri masih cukup stabil,” kata Kenji dalam Power Breakfast IDX Channel, Jumat (16/2/2024).

Dari data perdagangan tercatat, sehari setelah tanggal pencoblosan Kamis (15/2), nilai transaksi-net beli investor asing mencapai Rp2,73 triliun. Jumlah ini melanjutkan realisasi net-buy asing pada sehari sebelum momen pencoblosan yang mencapai Rp1,2 triliun.

Saham sektor perbankan blue chip berkapitalisasi besar atau big cap nampak menjadi deretan saham buruan investor asing. Yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia (BBNI) Tbk (BBNI).

“Big banks memang terlepas dari euforia pemilu, secara teknikal memang sudah cukup tinggi. Tapi memang potensinya cukup bagus,” papar Kenji.

Adapun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga berada di zona hijau setelah tanggal pencoblosan, menyentuh level tertinggi 30 hari terakhir di 7.370,57.

Arus modal asing yang masuk di bursa saham dinilai memberi katalis terhadap indeks komposit. 

“Inflow investor asing senilai R2,73 triliun juga mendorong apresiasi IHSG,” ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, Jumat ini.

Secara makro, pelaku pasar juga mencerna data Badan Pusat Statistik (BPS) yang baru saja melaporkan surplus neraca perdagangan periode Januari 2024 sebesar USD2,02 miliar, meskipun realisasinya turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar USD3,29 miliar.

Surplus neraca dagang ditopang oleh ekspor non migas, seperti batu bara, besi dan baja, serta CPO. Negara yang berkontribusi terhadap surplus terbesar, yaitu India Amerika Serikat (AS) dan Filipina.

“Secara keseluruhan, Indonesia mencatat surplus dalam 45 bulan beruntun,” tandasnya.

(FAY)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement