Menteri Keuangan Anton Siluanov kembali menyebutkan bahwa pemerintah akan lebih memilih rubel yang lebih lemah, saat ia mengumumkan pada hari Rabu pemotongan harga baru untuk aturan anggaran Rusia yang mengalihkan kelebihan pendapatan minyak ke dalam dana kekayaannya sebesar USD62-63 per barel.
Siluanov juga mengumumkan rencana pinjaman besar dan kuat untuk tahun depan untuk membantu membiayai defisit anggaran di tengah peningkatan pengeluaran dan melayangkan kemungkinan melanjutkan intervensi FX, kali ini dengan yuan China.
"Kata-kata tentang kemungkinan melakukan intervensi mata uang asing pada awal 2022 menurut 'aturan lama' menyerupai 'teriakan minta tolong' karena penguatan rubel yang tak terkendali," kata Dmitry Polevoy, kepala investasi di Locko Invest dikutip dari Reuters, Kamis (29/9/2022).
"Pertanyaan utamanya adalah apakah anggaran mampu membelinya mengingat meningkatnya kebutuhan untuk pengeluaran tambahan," sambungnya.