IDXChannel - Nilai mata uang rupiah di pasar spot hari ini dibuka koreksi atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan Jumat pagi (11/3/2022).
Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 09:10 WIB, mata uang Garuda turun -42 poin atau 0,29% di Rp14.318 per 1 dolar Amerika Serikat
Pasar uang di kawasan Asia Pasifik terpantau kompak merosot atas dolar AS, seperti Dolar Hong Kong koreksi -0,03% di 7,8247, Won Korea Selatan tertekan -0,28% di 1.232,15, dan Ringgit Malaysia anjlok -0,12% di 4,1910.
Peso Filipina tertekan -0,06% di 52,250, Dolar Taiwan turun -0,27% di 28,376, Baht Thailand longsor -0,21% di 33,190, Dolar Singapura anjlok -0,05% di 1,3597, dan Yuan China terpuruk -0,04% di 6,3244. Adapun Yen Jepang tertekan -0,12% di 116,26, sementara Dolar Australia terbenam -0,20% di 0,7342.
Indeks dolar yang mengukur kinerja sejumlah mata uang lainnya dibuka tertekan -0,05% di 98,48. Sementara Euro juga tampak mulai terkoreksi dari kenaikan semalam, setelah pengumuman Bank Sentral Eropa akan menghapus stimulus pada kuartal ketiga tahun ini.
Belakangan ini muncul spekulasi bahwa para pemimpin Uni Eropa tengah mempertimbangkan penerbitan obligasi bersama untuk membiayai pengeluaran energi dan pertahanan. Para pemimpin Uni Eropa dijadwalkan akan bertemu pada hari Kamis (10/3) di Versailles, barat Paris, waktu setempat.
Pergerakan dolar juga mendapat pengaruh dari naiknya inflasi. Data hari Kamis (10/3) menunjukkan bahwa inflasi AS melonjak 7,9% yoy pada bulan Februari, yang merupakan peningkatan tahunan terbesar dalam 40 tahun.
Tingginya angka inflasi membuat analis memperkirakan Federal Reserve akan tetap di jalurnya untuk menaikkan suku bunga, setidaknya 25 basis poin pada pertemuan pekan depan.
"Skenario kami masih terkait Fed yang tentu bakal menjadi bank sentral paling hawkish di antara negara maju dan itu akan mendukung dolar," kata Bipan Rai, kepala strategi FX Amerika Utara di CIBC Capital Markets, dilansir Reuters, Jumat (11/3/2022).
(IND)