Perusahaan swasta masih mendominasi penerbitan surat utang. Sementara BUMN dan BUMD menyerap setidaknya Rp22,95 triliun.
Prospek penerbitan surat utang korporasi masih cukup atraktif. Suhindarto menyebut berakhirnya masa Pemilu nasional dipandang dapat mengurangi sikap ‘wait-and-see’ investor.
“Wait-and-see perlahan kami melihat mulai cenderung mengalami penurunan, meski terkait pemilu masih ada yang bersengketa di MK,” terangnya.
Dari sisi makro, fundamental ekonomi domestik yang baik, ditambah ekspektasi suku bunga global yang lebih rendah dinilai dapat memberi katalis positif. Kendati muncul sinyal suku bunga tinggi global lebih lama (higher-for-longer), tetapi ini dipandang akan segera berakhir pada akhir tahun ini.
(DES)