Dengan capaian itu, SBMA optimistis dapat mencapai target pendapatan sebesar Rp123 miliar di akhir tahun 2023 ini. Sebagaimana diketahui, perseroan telah melakukan commercial start up air separation plant pada tanggal 27 Juni 2023 lalu dan membuat produksi liquid SBMA mencapai kapasitas 50 ton per hari.
“Sehingga langkah bisnis yang sudah ditempuh oleh SBMA mulai dirasakan dengan peningkatan produksi produksi dan penjualan sejak Juli dan sudah tampak pada kuartal III 2023,” ujar Rini.
Saat ini perseroan menjajaki lini bisnis baru yaitu, are shipyard dan petrokimia untuk memenuhi kebutuhan liquid yang meningkat. Rini melanjutkan, untuk menjaga stabilitas produksi dan kelangsungan usaha, per 30 September perseroan telah mengeluarkan biaya perbaikan dan perawatan senilai Rp83,14 juta, penambahan sewa iso tank sebesar Rp672,40 juta dan peremajaan pada spare part mesin produksi dan biaya instalasi senilai Rp469,55 juta.
“Nilai tersebut kami keluarkan sebagai upaya untuk memperkokoh posisi sebagai pemain utama di industri ini dan mempersiapkan segala keperluan untuk produksi yang lebih banyak lagi di waktu yang akan datang,” ujarnya.
(FRI)