Baruno menyoroti rencana SIDO meningkatkan belanja iklan dan promosi (advertising and promotion/A&P) pada semester kedua 2025. Rasio A&P terhadap penjualan diproyeksikan naik menjadi 12 persen, lebih tinggi dibandingkan semester pertama 2025 yang sebesar 8 persen.
Sementara itu, utilisasi produksi pabrik Sido Muncul di Semarang tercatat di level 50-60 persen. Pabrik itu memilki kapasitas produksi 120 juta kemasan per bulan dengan opsi hingga 200 juta kemasan bila diperlukan.
"Perseroan juga memanfaatkan limbah produksi sebagai bahan bakar boiler sehingga menekan biaya energi," katanya.
Risiko utama SIDO berasal dari perlambatan penjualan produk herbal serta persaingan ketat, terutama untuk produk pencegah flu. Sebaliknya, peluang peningkatan margin masih terbuka bila penjualan pulih dari kontraksi cuaca hujan serta efisiensi biaya produksi.
Sebelumnya, manajemen SIDO menyampaikan penjualan pada Juli 2025 masih tumbuh tinggi di kisaran 20 persen secara tahunan (yoy), sejalan dengan kinerja kuartal II/2025.