Indo Premier menjelaskan, “Harga emas naik 43 persen tahun ini dan dua ETF global (GDX & GDXJ) naik lebih dari 115 persen. Jika ARCI & EMAS masuk indeks ini, dana pasif global otomatis masuk.”
Mereka menekankan bahwa seleksi GDXJ tidaklah mudah. “Syarat masuk GDXJ sangat ketat, yakni ≥50% pendapatan dari emas/perak, rata-rata ADTV (ata-rata volume perdagangan harian) harian ≥USD1 juta selama 3 kuartal, volume bulanan ≥250 ribu saham, dan kapitalisasi pasar ≥USD400 juta,” tulis Indo Premier.
Sebagai pembanding, analis mengingatkan pada pengalaman dua emiten lain. “Bukti nyata BRMS melonjak +16 persen setelah masuk indeks GDX; AMMN kebanjiran inflow setelah rebalance indeks. Ini bukan kebetulan—it's structural demand,” kata Indo Premier.
Mereka menilai EMAS dan ARCI sudah berada di jalur yang tepat. “EMAS & ARCI nyaris lolos semua syarat. Average daily trading volume (ADTV) mendekati USD1 juta & kapitalisasi USD400 juta; review Maret 2026 bisa jadi katalis besar,” ujar Indo Premier.
EMAS, usai listing pada 23 September 2025, juga semakin mendekati ambang batas. “EMAS pasca-IPO juga sudah hampir capai benchmark, berpotensi masuk pada Agustus 2026,” demikian mengutip Indo Premier.