IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG Februari ini diperkirakan bergerak melemah. Sederet faktor global dan domestik menjadi sentimen IHSG bulan ini, seperti kebijakan suku bunga The Fed hingga pelemahan kurs rupiah.
Analis Saham Panin Sekuritas, Nico Laurens mengatakan proyeksi pelemahan IHSG bulan ini disebabkan oleh arah kebijakan moneter yang diperkirakan tidak selonggar ekspektasi awal.
Selain itu, sambungnya, antisipasi rilis data yang kurang positif seiring perlambatan ekonomi, serta tekanan terhadap nilai tukar rupiah seiring potensi meningkatnya spread yield obligasi Amerika Serikat (AS).
"Kami melihat IHSG akan melemah di Februari 2024. Untuk periode Februari 2024, kami merekomendasikan saham BMRI, BRIS, BBNI, MYOR, TLKM, SMGR dan ADMR," kata Nico dalam risetnya, Kamis (8/2/2024).
Menurutnya, investor masih mencermati arah kebijakan moneter, setelah Chairman Federal Reserve, Jerome Powell, menginformasikan kemungkinan besar atau high unlikely untuk The Fed menaikkan suku bunga di Maret 2024, di mana saat ini secara probabilitas tercatat mengalami penurunan ke 36% (sebelumnya: ~70%).
Hal ini lanjut Nico, sejalan di zona Eropa, di mana European Central Bank (ECB) tidak menaikkan suku bunga dengan deposit facility masih dijaga di level 4%.
ECB juga menginformasikan masih terlalu awal untuk membicarakan pemangkasan suku bunga. Rilis data tercatat positif di regional Asia, di mana Caixin Manufacturing PMI
China, tercatat di zona ekspansi 50,6 pada Januari 2024.
"Patut dicermati, pemerintah China agresif untuk memberikan stimulus. Pemerintah memangkas reserve requirement ratio sebesar 50 bps dan suntikan untuk pasar saham sebesar USD278 miliar," ujar dia.
Dari sisi domestik, diakui Nico, pelemahan nilai tukar rupiah memberikan tekanan untuk perekonomian domestik. Yang perlu dicermati, sambungnya, beberapa lembaga keuangan memperkirakan bahwa ekonomi Indonesia akan relatif lebih baik di 2024.
International Monetary Fund (IMF) memperkirakan bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh 5% di 2024 (2023: 5%) World Bank di 4,9% (2023: 5%) Asian Development Bank di 5% (2023: 5%) dan Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) di 5,2% (2023: 5%).
Hal ini sejalan dengan estimasi pertumbuhan dari Bank Indonesia (BI) di level 4,7-5,5%. Masih lebih baik jika dibandingkan dengan estimasi pertumbuhan ekonomi dunia berdasarkan estimasi World Bank yang hanya akan tumbuh 2,4% di 2024 ini (2023: 2,6%; 2022: 3%).
"Namun patut dicermati terkait dengan depresiasi nilai tukar rupiah, yang telah melemah 1,8% sejak awal tahun, karena antisipasi meningkatnya yield spread untuk obligasi di AS," jelas Nico.
Dia memproyeksikan, sektor perbankan, telekomunikasi dan konsumsi menjadi pilihan. IHSG bergerak negatif di Januari 2024 (-0,98% MoM) disebabkan oleh arah kebijakan moneter yang diperkirakan tidak akan selonggar ekspektasi awal, ekspektasi perlambatan ekonomi di 2024.
Juga melemahnya nilai tukar Rupiah. IDXCYC mencatatkan performa paling baik (+4,4% MoM) karena meningkatnya aktivitas konsumsi menjelang Pemilu dan tahun baru China yang mendorong kenaikan saham MAPI dan ACES.
Sementara itu, IDXTECH tertekan paling dalam (-6,9% MoM) seiring arah kebijakan moneter yang tidak selonggar ekspektasi awal serta kompetisi yang mengetat, yang akan mendorong perusahaan teknologi untuk kembali memberikan insentif, yang akan berdampak terhadap peningkatan biaya.
"Di Februari 2024, kami merekomendasikan sektor IDXFIN (laporan keuangan yang relatif in-line, ekspektasi perbaikan likuiditas seiring potensi pemangkasan suku bunga)," terangnya.
Nico juga merekomendasikan saham IDXINFRA telko (meningkatnya konsumsi data mendekati Pemilu di 14 Februari 2024), serta saham-saham di IDXNYC (meningkatnya belanja pemerintah dan dana desa menjelang Pemilu, serta politik uang yang akan mendorong konsumsi daya beli masyarakat).
"Sedangkan sektor yang diperkirakan masih akan tertekan adalah IDXTRANS (penurunan baltic dry index seiring aktivitas ekonomi yang melemah), serta IDXTECH (ekspektasi kebijakan moneter yang tidak selonggar ekspektasi awal serta kompetisi yang meningkat)," pungkas Nico.
(FAY)