Dari segi profitabilitas, laba kotor MIDI menunjukkan peningkatan pada kuartal ketiga, didorong oleh margin penjualan makanan yang lebih tinggi sebesar 29,5 persen yang menguntungkan produk dengan margin tinggi. Namun, margin laba operasional (EBIT) turun menjadi 2,7 persen pada kuartal ini, terutama karena penutupan sejumlah gerai Lawson yang kurang menguntungkan.
Pada Agustus 2024, MIDI meluncurkan konsep store-in-store untuk produk F&B dengan merek Ja-di atau Jajan Alfamidi, dengan rencana membuka sekitar 50-75 gerai hingga akhir tahun.
Inisiatif ini cukup disambut baik oleh publik, terlihat dari peningkatan pendapatan sekitar 2-3 persen di toko-toko Alfamidi yang menjadi lokasi Ja-di.
Berdasarkan proyeksi tersebut, Samuel Sekuritas meyakini momentum positif, khususnya di luar Jawa, akan terus mendorong kinerja MIDI ke depannya. Sehingga saham MIDI layak dikoleksi dengan target harga Rp580 per saham.
"Kami tetap merekomendasikan pembelian saham MIDI dan menaikkan target harga menjadi Rp580 per saham, yang mencerminkan rasio P/E tahun 2025 sebesar 0,9 kali dan potensi kenaikan 26,6 persen dari harga saat ini," tulis riset Samuel Sekuritas, Rabu (6/11/2024).
(DESI ANGRIANI)