IDXChannel - Tesla baru saja melaporkan pendapatan kuartal keempat 2022 sebesar USD24,32 miliar. Pasca pengumuman pendapatan dan setelah CEO Elon Musk mengatakan perusahaan mungkin dapat memproduksi 2 juta mobil tahun ini saham perusahaan mobil listrik ini naik lebih dari 5%.
Pada kuartal empat 2021, Tesla melaporkan pendapatan sebesar USD17,72 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan terbaru, pendapatan di segmen otomasi mencapai USD21,3 miliar dalam tiga bulan terakhir 2022.
Margin kotor segmen otomotif mencapai 25,9% dan menjadi angka terendah dalam lima kuartal terakhir. Pertumbuhan ini mewakili 33% secara year on year (yoy). Tesla juga membukukan laba bersih sebesar USD3,7 miliar pada periode tersebut.
Pada akhir 2022 hingga tahun ini, Tesla berencana memangkas harga mobilnya di seluruh dunia. Kebijakan ini sempat mengecewakan konsumen di AS dan China yang baru saja membeli Tesla baru dengan harga lebih tinggi. Kondisi ini juga memicu penurunan harga Tesla bekas di AS.
Namun, pemotongan harga tampaknya telah memicu naiknya permintaan. Berbicara melalui telepon dengan pemegang saham dan analis pada hari Rabu, CEO Tesla Elon Musk mengatakan hal serupa.
“Sejauh ini di bulan Januari kami telah melihat pesanan terkuat tahun ini dari sebelumnya dalam sejarah kami. Saat ini kami melihat pesanan hampir dua kali lipat dari tingkat produksi, ” kata Musk dalam laman resminya.
Sebagai informasi, kapasitas produksi Tesla di Shanghai memungkinkan Tesla memproduksi 750.000 mobil listrik Model 3 dan Model Y setiap tahun. Adapun pabrik pertamanya di Fremont, California, dapat membuat 100.000 kendaraan Model S dan X dengan harga lebih tinggi, dan 550.000 untuk model 3 dan Y.
Pabrik di Austin, Texas dan di Jerman, masing-masing memiliki kapasitas membuat 250.000 kendaraan Model Y setiap tahunnya.
Sinyal Positif Sektor Otomotif?
Peningkatan pendapatan Tesla dan juga rencana pemotongan harga jual menjadi sinyal positif bagi pasar. Sepanjang tahun kemarin, saham Tesla secara keseluruhan naik 60,56%. Dalam sepekan terakhir, saham Tesla melonjak 14,11%.
Namun sejumlah analis memperingatkan, bahwa tahun ini kondisi makro masih perlu diwaspadai.
“Setelah mengalami pertumbuhan pesat yang belum pernah terjadi sebelumnya selama beberapa tahun terakhir, sekarang Tesla menghadapi makro yang lebih gelap pada tahun 2023 dengan persaingan sengit datang dari semua sudut,” tulis analis Wedbush Dan Ives dalam sebuah catatan sebelum peluncuran. Laporan pendapatan hari Rabu.
Terlebih, industri otomotif global tengah menghadapi masalah pasokan suku cadang yang memperlambat produksi semua jenis kendaraan. Meski demikian, sejumlah model kendaraan listrik juga menunjukkan kinerja penjualan memuaskan dan terbukti populer.
Sebut saja Mustang Mach-E produksi Ford, yang memasuki pasar pada tahun 2021, adalah kendaraan listrik pertama yang memperoleh popularitas penjualan setelah Tesla.
Ford masih berjuang untuk membuat cukup banyak pasokan mobil listrik jenis ini untuk memenuhi permintaan. Menurut Darren Palmer, wakil presiden program kendaraan listrik Ford, lebih 150.000 Mach-E yang diproduksi Ford sejauh ini dibuat untuk pesanan pelanggan tertentu, dan bukan untuk dijual secara bebas.
Dalam kasus Tesla, sebagai pemimpin global dalam penjualan mobil listrik, Tesla telah lama dipandang sebagai pelopor elektrifikasi industri otomotif.
Banyak analis percaya bahwa pemotongan harga perusahaan baru-baru ini hanyalah tanda terbaru bahwa pasar kendaraan listrik mungkin memasuki fase "goyang". Mengingat persaingan pasar semakin ketat, di mana produksi akan semakin luas dan harga akan semakin terjangkau. (ADF)