Juli menjelaskan, penerbitan obligasi merupakan langkah awal dalam mengakses pembiayaan melalui instrumen pasar modal. Dalam 3-5 tahun mendatang, hal ini diharapkan akan memberikan lebih banyak fleksibilitas arus kas, serta mendukung transformasi perseroan menjadi bisnis yang berkelanjutan.
Lebih lanjut, penerbitan obligasi ini mendapat tanggapan positif dari pasar, baik pasar institusi maupun perorangan. Di mana, hampir 2% obligasi dibeli oleh investor individu.
“Tentunya ini merupakan hal yang positif, karena berinvestasi di obligasi korporasi dilakukan dengan visi investasi jangka panjang,” ujar Juli.
Sementara itu, SVP of Corporate Strategy & Investor Relations TOBA, Nafi Achmad Sentausa mengatakan, dengan mengakses pembiayaan melalui pasar modal dapat membantu perseroan untuk mendanai proyek-proyek ke depan, sejalan dengan transformasi menuju bisnis hijau.