Sementara harga tembaga turun di tengah ketidakpastian ketersediaan bijih tembaga dan buruknya permintaan dari konsumen utama dunia, China.
Selain itu, terdapat gangguan operasional perusahaan raksasa Chili yang dikelola negara, Codelco, menekan hasil produksi tambang utama mereka.
Kondisi ini sempat menambah kekhawatiran bahwa pabrik peleburan China dapat mengurangi kapasitasnya di tengah biaya pengolahan yang rendah.
Permintaan yang buruk juga membatasi kenaikan harga tembaga. Output industri di China melambat lebih dari perkiraan pada Mei. Sementara penurunan harga rumah yang lebih cepat, investasi aset tetap yang moderat, dan kontraksi PMI manufaktur di negara-negara konsumen utama dunia meningkatkan kekhawatiran bahwa permintaan tembaga tidak akan pulih.
Akibatnya, persediaan tembaga China bertahan mendekati level tertinggi sejak tahun 2020 pada Juni, mengalahkan faktor musiman yang mendukung penurunan.
Hal ini membuat harga pengiriman dari bursa Shanghai tetap didiskon ke bursa LME selama lebih dari satu bulan. (ADF)