Sementara itu, jumlah liabilitas juga meningkat 76,87% menjadi Rp802,90 miliar dari Rp450,30 miliar. Ini terjadi akibat meningkatnya pinjaman bank serta kewajiban pajak masa Desember yang belum direalisasikan.
"Atas perubahan pada total kewajiban di atas 20%, pihak manajemen berpendapat hal ini tidak memberikan dampak negatif terhadap kinerja perseroan," tegas Michael.
Adapun akhir tahun lalu, perseroan mengantongi kas dan setara kas senilai Rp123,61 miliar, lebih tinggi dari posisi kas akhir tahun 2020 sebesar Rp20,31 miliar.
(IND)