Antam memanfaatkan momentum tersebut dengan memperkuat produksi dan cadangan emas melalui pembelian tahunan sebesar 30 ton dari smelter milik Freeport mulai 2025.
Dengan demikian, nilai wajar saham ANTM diperkirakan berada di level Rp2.400 per saham jika menggunakan metode Discounted Cash Flow (DCF) dengan tingkat pengembalian (required return) sebesar 8,97 persen dan proyeksi pertumbuhan terminal sebesar 1,15 persen.
"Valuasi ini mencerminkan rasio P/E 13,37 kali dan P/BV 1,58 kali," tulis Phintraco Sekuritas dalam risetnya, Kamis (24/4/2025).
Optimisme tersebut seiring dengan tingginya permintaan domestik, kenaikan harga emas, serta efisiensi biaya produksi feronikel.
"Meski demikian, investor tetap perlu mencermati risiko-risiko seperti potensi kenaikan tarif royalti mineral dan batu bara, stagnasi penambangan emas di Pongkor akibat menipisnya cadangan, serta penurunan harga alumina di bursa LME," tulis riset tersebut.