IDXChannel - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi Chinese Renminbi (CNH) atau dikenal sebagai Dim Sum Bonds.
Penerbitan ini dilakukan dalam format SEC Shelf Registered Global Bonds dengan total nilai mencapai CNH6 miliar atau setara dengan Rp13,7 triliun dengan asumsi kurs CNH1 = Rp2.280.
“Pemerintah berhasil memanfaatkan momentum positif di pasar keuangan global dan kondisi pasar obligasi Renminbi yang dinamis,” tulis keterangan resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu, dikutip Jumat (24/10/2025).
Langkah ini menandai penerbitan Global Bonds berformat SEC-Registered ke-18 oleh Indonesia sekaligus menjadi tonggak baru dalam diversifikasi pembiayaan APBN 2025 dan perluasan basis investor global.
Dua seri obligasi diterbitkan dalam transaksi ini, yakni Seri RICNH1030 dengan tenor 5 tahun, nilai CNH3,5 miliar, dan kupon 2,5 persen dan Seri RICNH1035 dengan tenor 10 tahun, nilai CNH2,5 miliar, dan kupon 2,9 persen.
Keduanya memiliki jatuh tempo pada 31 Oktober 2030 dan 31 Oktober 2035, dengan tanggal pricing 23 Oktober 2025 dan penerbitan resmi 31 Oktober 2025.
Antusiasme investor terhadap penerbitan ini sangat tinggi. Total pesanan (order book) yang masuk mencapai CNH18 miliar, atau tiga kali lipat dari jumlah yang diterbitkan.
Tingginya minat tersebut memungkinkan Pemerintah menetapkan yield akhir yang lebih kompetitif, yakni turun 45 basis poin (bps) untuk tenor 5 tahun dan 40 bps untuk tenor 10 tahun dibandingkan penawaran awal.
“Tingginya minat investor mencerminkan kepercayaan terhadap stabilitas ekonomi, prospek pertumbuhan, serta kredibilitas pengelolaan fiskal Indonesia,” demikian pernyataan Kemenkeu.
Penerbitan Dim Sum Bonds ini juga dipandang sebagai langkah strategis memperkuat hubungan keuangan antara Indonesia dan China, sekaligus membuka potensi investasi baru dari investor asal negeri Tirai Bambu di masa depan.
Hasil dari penerbitan ini akan digunakan untuk mendukung pembiayaan APBN Tahun 2025. Obligasi global tersebut telah memperoleh peringkat investasi dari tiga lembaga pemeringkat internasional, yaitu Baa2 dari Moody’s, BBB dari Standard & Poor’s, dan BBB dari Fitch Ratings.
Surat utang ini akan dicatatkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGX-ST), dengan Bank of China, HSBC, dan Standard Chartered Bank bertindak sebagai Joint Lead Managers dalam transaksi tersebut.
(Rahmat Fiansyah)