"Angka penjualan ritel China menggarisbawahi sinyal melemahnya momentum ekonomi di China dan menambah ekspektasi Beijing akan menawarkan lebih banyak stimulus selama beberapa bulan ke depan," ucapnya.
Selanjutnya, neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak surplus pada Agustus 2021, bahkan menorehkan rekor baru. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, surplus neraca dagang pada bulan lalu mencapai USD 4,74 miliar. Capaian surplus ini jauh lebih tinggi dari surplus neraca dagang di bulan Juli 2021 yang sebesar USD 2,59 miliar.
Realisasi surplus neraca dagang di bulan Agustus adalah yang tertinggi sepanjang sejarah Indonesia karena berhasil menggantikan surplus neraca dagang tertinggi yang dicetak pada Desember 2006. Kala itu, surplus neraca dagang mencapai USD4,64 miliar. Ekspor komoditas masih menjadi pendorong utama surplus ini.
Terakhir, pekan ini pelaku pasar menanti perkembangan dari the Fed. Ada FOMC Economic Projections, FOMC Statement, Fed Funds Rate dan FOMC Press Conference. Akhir pekan ada Fed Chair Powell Speaks dan FOMC Member Williams Speaks. Potensi kenaikan pajak di Amerika Serikat juga menjadi perhatian pelaku pasar.
Sementara itu, dari dalam negeri data menunjukan ekonomi Indonesia dalam fase pemulihan yang cepat dan baik dan di dukung angka covid 19 yang terus turun.