Meski demikian, tingkat konsumsi energi per kapita Turki saat ini hanya mencapai sekitar 3,8 MW per tahun, yang masih jauh di bawah standar Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) sebesar 8 MW per tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa potensi pemanfaatan energi panas bumi di Turki masih belum sepenuhnya tergali.
Semebtaea, Duta Besar RI untuk Turki, Achmad Rizal Purnama, mengatakan dengan semua potensi yang dimiliki, pemanfaatan energi panas bumi di Turki masih sangat mungkin untuk digali lebih dalam lagi.
"Kami optimistis kunjungan ini dapat menjadi pintu kerja sama pengembangan panas bumi bagi Indonesia dan Turki yang akan memberikan manfaat bagi banyak pihak," papar Julfi.
Dari kunjungan ini PGEO mendapatkan berbagai informasi terkait pemanfaatan teknologi dan strategi operasional yang diterapkan perusahaan pengembang panas bumi di Turki yang dapat dipertimbangkan dalam mendukung rencana Perseroan untuk memaksimalkan potensi panas bumi di dalam negeri guna menjadi perusahaan panas bumi dengan 1 gigawatt (GW) kapasitas terpasang dalam dua tahun mendatang.
Kunjungan bisnis ke luar negeri ini menjadi kali kedua yang telah dilakukan PGE di bawah kepemimpinan Julfi.