sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Permintaan Obligasi Pemerintah Turun, Wall Street Ditutup Loyo

Market news editor Tim IDXChannel
14/07/2021 07:41 WIB
Bursa saham AS melemah dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq berbalik melemah setelah mencapai rekor tertinggi di awal sesi.
Permintaan Obligasi Pemerintah Turun, Wall Street Ditutup Loyo. (Foto: MNC Media)
Permintaan Obligasi Pemerintah Turun, Wall Street Ditutup Loyo. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Bursa Wall Street mengalami penurunan pada akhir sesi perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Bursa saham AS melemah dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq berbalik melemah setelah mencapai rekor tertinggi di awal sesi.

Kondisi ini terjadi karena investor mencerna lonjakan harga konsumen pada Juni dan laba dari JPMorgan dan Goldman Sachs yang memulai musim laporan keuangan kuartalan.

Indeks Dow Jones Industrial Average terpangkas 107,39 poin atau 0,31%, menjadi ditutup di 34.888,79 poin. Indeks S&P 500 berkurang 15,42 poin atau 0,35%, menjadi menetap di 4.369,21 poin. Indeks Komposit Nasdaq berakhir melemah 55,59 poin atau 0,38%, menjadi 14.677,65 poin.

Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di wilayah negatif, dengan real estat merosot 1,32%, memimpin penurunan. Sementara itu, sektor teknologi menguat 0,44%, menjadi satu-satunya kelompok yang memperoleh keuntungan.

Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencapai rekor tertinggi baru tetapi dengan cepat jatuh ke zona merah setelah lelang obligasi pemerintah 30-tahun menunjukkan permintaan lebih sedikit daripada yang diperkirakan beberapa investor dan mendorong imbal hasil lebih tinggi.

Data menunjukkan harga konsumen AS naik paling tinggi dalam 13 tahun bulan lalu, sementara apa yang disebut harga konsumen inti melonjak 4,5% dari tahun ke tahun, kenaikan terbesar sejak November 1991.

Para ekonom melihat lonjakan harga, didorong oleh jasa-jasa terkait perjalanan dan mobil bekas, sebagian besar bersifat sementara, sejalan dengan pandangan lama Ketua Federal Reserve Jerome Powell.

"Setiap kali Anda mendapatkan kenaikan dalam suku bunga, pasar saham akan menjadi gugup, terutama pada hari seperti hari ini," kata Joe Saluzzi, co-manager perdagangan di Themis Trading di Chatham, New Jersey.

Indeks pertumbuhan S&P 500 turun tipis 0,05%, sedangkan indeks nilai turun 0,70%.

"Dengan pertumbuhan yang melebihi nilai, kesimpulannya jelas bahwa inflasi dari perspektif pasar bukanlah ancaman nyata dalam jangka panjang," kata Keith Buchanan, manajer portofolio di GLOBALT Investments di Atlanta, Georgia.

Saham JPMorgan Chase & Co kehilangan 1,5% setelah perusahaan melaporkan pertumbuhan laba kuartalan yang blockbuster tetapi memperingatkan bahwa prospek cerah tidak akan menghasilkan pendapatan blockbuster dalam jangka pendek karena suku bunga rendah.

Goldman Sachs Group Inc merosot 1,2% setelah pendapatan kuartalannya melebihi perkiraan. Citigroup, Wells Fargo & Co dan Bank of America akan melaporkan hasil kuartalan mereka pada Rabu pagi waktu setempat.

PepsiCo Inc melonjak 2,3% setelah menaikkan perkiraan laba setahun penuh, bertaruh pada percepatan permintaan karena pembatasan COVID-19 terus mereda.

Conagra Brands Inc anjlok 5,4% setelah perusahaan makanan kemasan itu memperingatkan bahwa biaya bahan baku dan ramuan yang lebih tinggi akan mengurangi keuntungannya tahun ini lebih besar dari perkiraan sebelumnya.

Boeing Co jatuh 4,2% setelah Badan Penerbangan Federal AS mengatakan pada Senin (12/7/2021) malam beberapa 787 Dreamliners yang tidak dikirim memiliki masalah kualitas manufaktur baru.

Laba per saham kuartal Juni untuk perusahaan S&P 500 diperkirakan akan naik 66%, menurut data Refinitiv, dengan investor mempertanyakan berapa lama reli Wall Street akan bertahan setelah kenaikan 16% dalam indeks acuan sepanjang tahun ini. (TYO)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement