Dia menerangkan, secara ekosistem industri elektronik dan komputer di Indonesia, laptop lokal belum sepenuhnya terbentuk. Sebab, masih banyak laptop diimpor dari luar negeri secara langsung.
"Untuk menciptakan sebuah ekosistem, kita selalu mimpi dari hulu dulu yaitu dari pabrik komponen. Sebenarnya itu tidak mungkin. Karena jika pabrik kompenen dibuka di Indonesia, mereka mau jual ke siapa,"katanya.
Terkait hal itu, Timothy menganjurkan, ekosistem dimulai dari hilir. Jika ada 10 juta laptop yang dirakit di Indonesia, maka niscaya pabrik-pabrik komponen akan mencoba membuka pabriknya di Indonesia.
Sementara itu, dalam menjaga perluasan produk lokal, pemerintah melakukan proteksi dengan memberlakukan pengadaan di dalam lembaga pemerintahan dengan menggunakan produk Indonesia.
"Saya pikir itu baik, karena yang membeli barang itu adalah uang pajak orang Indonesia. Sampai saat ini kami penggunaan produk lokal di pemerintahan masih terus dimaksimalkan," tutupnya. (TYO)