Di samping itu, sovereign wealth fund Indonesia atau Indonesia Investment Authority (INA) telah menyatakan ketertarikannya, dengan membawa sejumlah investor untuk ikut serta dalam penawaran umum perdana saham anak usaha PT Pertamina (Persero) ini.
Dalam IPO ini, PGE menunjuk PT Mandiri Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, dan PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek. PGE juga menunjuk CLSA, Credit Suisse, dan HSBC sebagai international selling agents.
Adapun, sebagian dana hasil IPO akan dialokasikan untuk kebutuhan belanja modal atau capital expenditure (capex). Nelwin menjelaskan, tahun ini PGE menganggarkan capex untuk investasi baru sebesar USD250 juta, naik dari anggaran capex perseroan tahun lalu yang sebesar USD60 juta. Lalu, pada 2024 mendatang, PGE menyiapkan investasi baru senilai total USD350 juta.
“Makanya kami menyisir berbagai alternatif pendanaan, seperti IPO ini, dan dalam waktu dekat kami juga akan menerbitkan green bond dan alternatif pembiayaan lainnya,” imbuh Nelwin.
Sebagai informasi, PGE saat ini mengelola 13 wilayah kerja panas bumi dengan total kapasitas terpasang sebesar 1.877 megawatt. Secara rinci, sebanyak 672 megawatt dikelola langsung dan 1.205 megawatt melalui operasi bersama atau joint operation contract.