"Ini selaras dengan pengumuman Pemerintah Indonesia baru-baru ini yang menargetkan penambahan kapasitas terpasang panas bumi sebesar 3,3 gigawatt (GW) sebelum akhir tahun 2030," kata Direktur Utama PGEO Julfi Hadi dalam keterangan, Selasa (14/11/2023).
Listrik panas bumi yang diproduksi di Kotamobagu dapat menyediakan sumber energi ramah lingkungan untuk memasok pasar domestik di Indonesia dan berpotensi menjadi pasokan listrik bagi produksi hidrogen atau amonia rendah karbon.
Julfi menyebut sinergi antara ketiga perusahaan ini dapat memanfaatkan kekuatan yang saling melengkapi dari ketiga pihak dalam pengembangan panas bumi di Kotamobagu.
Sementara Wahyu Budiarto mengatakan bahwa kolaborasi Chevron ini yang kelima dengan Pertamina dan pihaknya sangat antusias dengan bergabungnya Mubadala Energy di WKP Kotamobagu.
"Kami berharap dapat membawa keahlian teknis dan teknologi baru panas bumi ke dalam kemitraan ini dalam rangka mengeksplorasi sumber energi terbarukan untuk mendukung target transisi energi Indonesia," ujarnya.