sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pertemuan OPEC+ Bahas Pemangkasan Produksi yang Lebih Besar, Capai Satu Juta Barel per Hari

Market news editor Nia Deviyana
03/06/2023 18:30 WIB
Sumber-sumber OPEC+ mengatakan kepada Reuters, organisasi tersebut menghadapi penurunan harga minyak dan ancaman pasokan berlebih.
Pertemuan OPEC+ Bahas Pemangkasan Produksi yang Lebih Besar, Capai Satu Juta Barel per Hari. Foto: MNC Media.
Pertemuan OPEC+ Bahas Pemangkasan Produksi yang Lebih Besar, Capai Satu Juta Barel per Hari. Foto: MNC Media.

IDXChannel - OPEC dan sekutunya (OPEC+) akan memulai dua hari pertemuan pekan ini yang mungkin berakhir dengan keputusan pemangkasan produksi minyak hingga 1 juta barel per hari.

Sumber-sumber OPEC+ mengatakan kepada Reuters, organisasi tersebut menghadapi penurunan harga minyak dan ancaman pasokan berlebih.

OPEC+, yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu-sekutunya yang dipimpin  Rusia, memompa sekitar 40% minyak mentah dunia, sehingga keputusan kebijakan mereka dapat memiliki dampak besar pada harga minyak.

Tiga sumber OPEC+ mengatakan pemotongan sedang dibahas sebagai salah satu opsi untuk sesi Minggu ini.

Para sumber tersebut mengatakan pemotongan produksi bisa mencapai 1 juta barel per hari, ditambah dengan pemotongan produksi sebesar 2 juta barel per hari yang sudah ada, dan pemotongan sukarela sebesar 1,6 juta barel per hari yang diumumkan pada April dan berlaku mulai Mei 2023. 

Jika disetujui, ini akan membuat total volume pemotongan mencapai 4,66 juta barel per hari, atau sekitar 4,5% dari permintaan global.

"Mengenai kemungkinan pemotongan produksi sebesar 1 juta barel per hari, angka tersebut masih terlalu dini, kami belum membahas hal-hal tersebut," kata Menteri Perminyakan Irak, Hayan Abdel-Ghani, dilansir Reuters, Sabtu (3/6/2023). 

Biasanya pemotongan produksi berlaku pada bulan berikutnya setelah disepakati, namun para menteri juga dapat sepakat untuk melaksanakannya pada waktu yang lebih lambat.

Negara-negara Barat telah menuduh OPEC melakukan manipulasi harga minyak dan merusak ekonomi global melalui biaya energi yang tinggi. Barat juga menuduh OPEC terlalu mendukung Rusia meskipun ada sanksi-sanksi Barat terkait invasi Rusia ke Ukraina.

Sebagai tanggapan, pejabat-pejabat OPEC menyatakan pencetakan uang yang dilakukan oleh negara-negara Barat selama satu dekade terakhir telah menyebabkan inflasi dan memaksa negara-negara produsen minyak untuk bertindak guna menjaga nilai ekspor utama mereka.

Negara-negara Asia seperti Tiongkok dan India telah membeli sebagian besar ekspor minyak Rusia dan menolak bergabung dengan sanksi-sanksi Barat terhadap Rusia.

"Kami berharap adanya penyelesaian yang akan menjamin keberlanjutan keseimbangan antara pasokan dan permintaan," kata Menteri Energi Uni Emirat Arab, Suhail Al Mazroui.

Sebelumnya, pengumuman pemangkasan produksi yang mengejutkan pada April membantu mendorong harga minyak naik sekitar USD9 per barel menjadi di atas USD87, tetapi harga kemudian turun kembali akibat kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi global dan permintaan. 

Pad Jumat pekan ini, harga patokan internasional Brent ditutup pada USD76.

Minggu lalu, Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz, mengatakan kepada para investor yang mempertaruhkan harga minyak turun agar "berhati-hati", yang banyak diartikan oleh pengamat pasar sebagai peringatan mengenai pemotongan produksi tambahan.

Namun, Wakil Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak, kemudian mengatakan bahwa ia tidak mengharapkan langkah-langkah baru dari OPEC+ di Wina, seperti yang dilaporkan oleh media Rusia. Novak, yang berada dalam daftar sanksi AS, dijadwalkan hadir di Wina untuk pertemuan Minggu.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement