Badan Energi Internasional memperkirakan permintaan minyak global akan terus meningkat di paruh kedua 2023, yang berpotensi mendukung kenaikan harga minyak.
Namun, analis-analis di JPMorgan mengatakan bahwa OPEC tidak bertindak cukup cepat untuk menyesuaikan pasokan dengan tingkat produksi AS yang mencapai rekor dan ekspor Rusia yang lebih tinggi dari yang diharapkan.
"Pasokan terlalu banyak," kata analis-analis JPMorgan dalam sebuah catatan, menyebutkan bahwa pemotongan tambahan bisa mencapai sekitar 1 juta barel per hari.
Edward Moya dari perusahaan pialang OANDA mengatakan pasar minyak meragukan apakah akan tercapai konsensus mengenai pemotongan produksi tambahan antara Arab Saudi dan Rusia.
"Tetapi para trader tidak boleh meremehkan apa yang akan dilakukan oleh Arab Saudi dan pengaruh mereka selama pertemuan OPEC+," ujarnya. (NIA)