Reuben menjelaskan, perlambatan tersebut terutama disebabkan oleh pemilihan umum pada awal tahun ini dan antisipasi investor terhadap pembentukan pemerintahan baru pada bulan Oktober 2024. Hal itu memengaruhi keputusan seputar IPO karena investor semakin berhati-hati.
“Serta banyak yang lebih memilih untuk mengambil pendekatan wait and see mengenai kebijakan pemerintah yang akan datang sebelum membuat keputusan investasi,” imbuh Reuben.
Meski IPO mengalami perlambatan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari Rp7.139 pada awal Juli hingga mencapai puncaknya Rp7.905 pada pertengahan September 2024. Lonjakan ini dipicu oleh penurunan suku bunga Bank Indonesia sebesar 25 basis poin menjadi 6 persen pada pertengahan September 2024.
Selain itu, Federal Reserve juga menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada periode yang sama, sementara penurunan suku bunga lainnya diperkirakan terjadi pada November 2024, yang dapat memberikan sentimen positif lebih lanjut bagi pasar modal Indonesia.
(Ahmad Islamy Jamil)