Salah satunya untuk saat ini, PGN melakukan revitalisasi Tanki LNG Hub Arun. Terminal ini terletak di jalur perdagangan strategis yang dekat dengan pasar LNG untuk Asia Tenggara maupun Asia Selatan.
“Pertamina selaku Holding Migas memiliki aspirasi untuk mengembangkan terminal LNG Arun menjadi LNG Hub Leader di Asia. Salah satu tahapan awalnya sudah PGN mulai dengan revitalisasi kembali di salah satu tanki, yaitu F6004 sejak akhir 2023 dan ditargetkan selesai pada akhir 2024,” ujar Rosa.
Di samping itu, peran FSRU Lampung yang sampai saat ini sangat esensial bagi Subholding Gas Pertamina yang terintegrasi dengan Pipa South Sumatera-West Java (SSWJ).
Kini hasil regasifikasi LNG di FSRU Lampung dialirkan untuk memenuhi kebutuhan sektor kelistrikkan dan industri yang kondisi permintaannya semakin meningkat. Selain FSRU Lampung, FSRU Jawa Barat menjadi backbone kestabilan layanan dan enabler supply point LNG ketika kondisi pasokan gas mengalami fluktuatif.
Rosa menambahkan, dengan mempertimbangkan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan, skema beyond pipeline (shipping) juga menjadi langkah yang feasible untuk wilayah Indonesia Timur.
Untuk sekaligus mendorong komersialisasi LNG, PGN juga masuk ke bisnis LNG Trading dan menambah fasilitas LNG di antaranya Bontang LNG Bunkering, Teluk Lamong LNG, serta Terminal LNG Bunkering untuk sektor Marine Fuel.
(FAY)