Alhasil, laba per saham dasar (EPS) BFIN terkoreksi menjadi Rp104 per saham, dari semula Rp109 per saham.
Dari sisi kualitas aset, BFIN menargetkan rasio non-performing financing (NPF) tetap di bawah 1,5 persen pada 2025, dengan credit cost sebesar 3-3,5 persen.
Riset CGS International Sekuritas mencatat tingkat kerugian untuk pembiayaan mobil baru BFIN masih tinggi, yakni mencapai 40 persen, sementara untuk mobil bekas dealer sebesar 20 persen, dan refinancing mobil bekas hanya 5 persen.
Analis memangkas proyeksi laba per saham dasar (EPS) BFIN untuk tahun fiskal 2025 sebesar 4 persen, dan pada 2026 sebesar 5 persen.
“Karena kami menurunkan Net Interest Margin (NIM), dan mengasumsikan credit cost yang konservatif,” ujar Analis CGS Internatinal Handy Noverdaniusdkk, dikutip pada Senin (3/3/2025).