sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Plus Minus Kebijakan ARB 15 Persen, Cek di Sini 

Market news editor Ezha Herdanu
13/06/2023 16:02 WIB
Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai menerapkan kebijakan batas bawah atau auto rejection bawah (ARB) 15% beberapa waktu lalu.
Plus Minus Kebijakan ARB 15 Persen, Cek di Sini (Foto: MNC Media)
Plus Minus Kebijakan ARB 15 Persen, Cek di Sini (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai menerapkan kebijakan batas bawah atau auto rejection bawah (ARB) 15% beberapa waktu lalu.

Kebijakan tersebut berlaku untuk semua bagian harga saham dan berlaku aktif selama 3 bulan, yakni Juni, Juli, dan Agustus.

Kemudian, pada 4 September 2023, akan ditetapkan oleh BI (Bank Indonesia), yaitu ARB Simetris maksimal 35 persen. Hal tersebut sebagai tahapan akhir dari normalisasi perdagangan efek di bursa saham. 

Lantaran setelah pandemi Covid-19, BEI sudah kembali normal untuk jam-jam perdagangannya seperti pada sebelum terjadinya pandemi. 

Melalui perbincangannya dengan IDX Channel pada Senin (12/06/2023) kemarin, Farrell Nathanael, selaku Equity Research Analyst PT OCBC Sekuritas menjelaskan, kalau ARB adalah sebuah kebijakan di mana saham tersebut memiliki limit baik naik maupun turun.

“Harga saham kalau di Indonesia tuh memang ada batasnya. Supaya keterikatannya bisa lebih valid, ya (jadi) naiknya enggak sampai ratusan persen ataupun pokoknya enggak langsung aja 50 persen gitu. Dari masing-masing auto rejection tersebut ada macam macamnya gitu," jelasnya.

"Misalkan, di bawah harga 200 itu dia pakai 35 untuk batas atasnya (sedangkan) batas bawah sekarang semuanya masih di 15 persen ya secara kan tahap satu gitu ya, kemudian berikutnya ada di limitasi 25 persen dan juga tercatat diatas 5000 tuh hanya batas atasnya 20 persen gitu ya. Jadi ini upaya untuk supaya harga saham setidaknya nggak terlalu puravel gitu,” sambung dia.

ARB sebetulnya dapat dipandang positif kalau dilihat dari momentum bagi orang-orang yang ingin melakukan trading dikarenakan berpotensi sangat besar.

“Jadi memang untuk ARB ini memang akan memberikan dampak lebih volatil, tapi ini juga bisa dampak positifnya bisa menjadikan momentum untuk rekan rekan semua untuk trading. Kalau misalkan fokusnya trading jangka pendek gitu,” ujarnya.

Selain itu, jika WR 7 persen tersebut dapat terbuka pada 7 hari, maka kemungkinan WR 15 persen akan terbuka lebih cepat sekitar 2 sampai 3 hari.

“Karena kan 2-3 hari aja kalau 15% terus udah lumayan kan ya, jadi mungkin prediksinya di sekitar 2 sampai 3 hari. Tapi itu balik lagi kinerja emitenya gitu, kalau memang ada sentimen buruk ataupun ada outflow yang luar biasa besar, Ya enggak menutup kemungkinan dia bisa lebih dari 2 sampai 3 hari gitu sih,” ungkapnya.

(DES)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement