Arief mengatakan, mayoritas pelaku usaha ultra mikro saat ini masih memiliki kemampuan terbatas untuk berintegrasi dan melakukan kerja sama dengan pebisnis lain di luar kelompoknya. Melalui kehadiran holding BUMN ultra mikro, peluang kolaborasi ini terbuka.
Kemunculan peluang ini dimungkinkan karena nantinya PNM akan terintegrasi dalam holding bersama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Pegadaian (Persero). Melalui integrasi PNM, BRI, dan Pegadaian, maka pengelolaan serta pemberdayaan pelaku UMKM bisa dilakukan bersama-sama.
Dia menjelaskan keberadaan holding BUMN ultra mikro juga akan membuat integrasi data menjadi lebih baik. Pengelompokan sektor usaha akan jauh lebih kuat dan bisa melibatkan semua kelompok usaha.
Menurut Arief, dengan basis data yang bagus dan kuat itu maka ke depannya PNM bisa memiliki data komoditas mana saja yang dibutuhkan oleh korporasi besar atau menengah. Kebutuhan ini bisa dimanfaatkan PNM untuk membantu pelaku ultra mikro yang diberdayakan agar mampu memproduksi barang sesuai data yang ada.
"Kalau pun komoditas (yang dibutuhkan pelaku usaha besar dan menengah) ini tidak ada dalam daftar nasabah kami, kami bisa ekspansi mendorong pelaku usaha baru untuk menjadi pemasok, dan kami pun punya kesempatan meningkatkan nasabah kami," papar dia.