European Central Bank (ECB) belum memberikan sinyal intervensi. Pernyataan lima pejabat ECB pada forum tahunan di Portugal dalam merespons turbulensi pada obligasi Prancis menjelaskan jika pihaknya belum ada rencana terakit pembelian obligasi Prancis secara darurat untuk menjaga pasar.
"Di sisi lain, mereka juga menekankan jika kestabilan tersebut berasal dari politisi Prancis melalui outlook kebijakan ekonomi yang pruden. Patut dicermati bahwa salah satu syarat untuk program tersebut adalah menekan defisit anggaran (meski kondisional) yang juga menjadi permasalahan Prancis yang sedang pengawasan," jelasnya.
Apa dampaknya bagi Indonesia?
"Menanti inflow. Dari adanya turbulensi di pasar obligasi Prancis dan status mereka sebagai “core” dalam EU, tentu dampaknya bisa merembet hingga satu kawasan, khususnya apabila kebijakan ECB berbeda dengan harapan investor," Felix menerangkan.
Potensi besar alokasi aset keluar dari EU, ditambah dengan penurunan rating oleh beberapa sekuritas global (Deutsche Bank, BofA, Citi, dan Goldman).
"Indonesia, meski sempat mengalami volatilitas akibat outlook fiskal, namun menawarkan kondisi politik yang lebih stabil dan menjadi kunci menarik investor asing. Tercermin dari spread obligasi 10 tahun Indonesia dengan Prancis semakin menyempit menjadi 390 bps (-10,6 bps)," tuturnya.
(FAY)