Dia menerangkan, manajemen telah melakukan berbagai upaya efisiensi dan restrukturisasi internal. Namun, langkah-langkah yang diambil tidak mampu untuk mengembalikan profitabilitas divisi polyester.
"Oleh karena itu, penghentian kegiatan segmen operasi divisi polyester dipandang sebagai langkah strategis yang tepat untuk menjaga keberlanjutan dan kesehatan keuangan Perseroan secara keseluruhan," ujarnya.
Djali mengklaim penutupan bisnis polyester tidak berdampak pada kelangsungan usaha perseroan, karena tidak beroperasi selama tiga tahun. Dengan kata lain, perseroan saat ini mengandalkan divisi kimia.
Divisi polyester milik Polychem beroperasi di Teluk Jambe, Karawang, Jawa Barat. Sementara pabrik divisi kimia berlokasi di Bojonegara, Serang, Banten.
Hingga kuartal III-2025, Polychem membukukan penjualan bersih sebesar USD106,3 juta, melesat 36 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun laba bersih perseroan tercatat USD1,05 juta, membaik dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang merugi USD4,1 juta.
(Rahmat Fiansyah)