sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Potensi Merger dan Utang Menggunung BUMN Karya

Market news editor Melati Kristina - Riset
02/05/2023 07:00 WIB
Sejumlah emiten BUMN karya bakal dikabarkan melakukan merger untuk mengatasi utang jumbo hingga kerugian yang ditanggung perusahaan.
Potensi Merger dan Utang Menggunung BUMN Karya. (Foto: MNC Media)
Potensi Merger dan Utang Menggunung BUMN Karya. (Foto: MNC Media)

Setali tiga uang, PTPP juga mencatatkan utang emiten yang bertambah sejak 2019. Melansir laporan keuangannya, utang PTPP pada 2019 mencapai Rp41,12 triliun. Sedangkan, utang tersebut bertambah menjadi Rp42,79 juta hingga akhir 2022.

Sejalan dengan utang jumbo perusahaan, emiten BUMN karya di atas juga mencatatkan angka DER yang tinggi. (Lihat grafik di bawah ini.)

Tercatat, WSKT memiliki rasio DER paling tinggi, yakni mencapai 923,01 persen. Menyusul WSKT, WIKA juga mencatatkan DER yang tinggi, yakni mencapai 444,13 persen per April 2023.

Sementara, dua emiten lainnya, PTPP dan ADHI juga mencatatkan DER masing-masing sebesar 383,65 persen dan 471,30 persen.

Selain membukukan utang jumbo hingga DER tinggi, dua emiten BUMN karya, WIKA dan WSKT juga masih menanggung rugi bersih pada tahun 2022.

Sebagaimana disebutkan dalam laporan keuangan emiten, WIKA mencatatkan rugi bersih sebesar Rp59,60 miliar pada 2022. Padahal, pada 2021 lalu, emiten ini masih membukukan laba bersih sebesar Rp117,67 miliar.

Senada dengan WIKA, WSKT menanggung rugi bersih pada 2022 sebesar Rp1,90 triliun. Bahkan, angka tersebut melonjak hingga 73,31 persen dibanding tahun 2021 lalu. Adapun, pada 2021, rugi bersih WSKT hanya sebesar Rp1,10 triliun.

Kendati menanggung rugi bersih, dua emiten tersebut masih mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih pada 2022. (Lihat tabel di bawah ini.)

Adapun, pendapatan bersih WIKA pada 2022 masih bertumbuh sebesar 20,61 persen menjadi Rp21,48 triliun. Sedangkan, pendapatan bersih WSKT juga naik 25,91 persen menjadi Rp15,30 triliun. 

Saham Downtrend, Prospek Masih Menarik?

Sejalan dengan utang jumbo yang ditanggung perusahaan, saham emiten BUMN karya mengalami downtrend sejak tahun 2020. Padahal, saham BUMN karya sempat menjadi idola di tahun 2018 hingga 2019.

WSKT misalnya, sahamnya pernah menyentuh Rp2.622/saham pada 2 Maret 2018 sebelum ambruk ke level Rp232/saham pada Kamis (27/4).

Sedangkan, pada periode 2 Maret 2018, saham PTPP juga menyentuh Rp3.120/saham. Namun demikian, pada saat ini, saham PTPP sudah ambles 79,33 persen menjadi Rp645/saham pada perdagangan Kamis (27/4).

Bernasib sama, saham ADHI dan WIKA juga merosot tajam dibanding harga tertingginya pada masa sebelum pandemi.

Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI) per Kamis (27/4), harga saham ADHI anjlok menjadi Rp434/saham dari harga sahamnya pada 2 Maret 2018 di Rp2.390/saham.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement