"Kalaupun terjadi peningkatan sebesar 1 persen, maka kami juga akan menyesuaikan harga secara bertahap kepada end user," kata manajemen di keterbukaan informasi BEI, Kamis (19/12/2024).
"Namun kami melihat kekhawatirannya ada pada daya beli masyarakat yang akan kembali menurun, karena tahun ini saja industri dan market masih menghadapi tantangan," ujarnya.
Menurut manajemen, dengan harga gandum yang masih turun, fluktuasi nilai tukar Rupiah tetap menjadi perhatian perseroan.
"Kami mengutamakan stabilitas ekonomi, sehingga kami bisa lebih mudah memprediksi pembelian, agar penetrasi ke market lebih baik. Kami berharap 2025 kondisi ekonomi akan membaik," tuturnya.
Manajemen TRGU mengakui bahwa ada beberapa faktor yang memengaruhi kinerja perseroan pada 2024. Hal ini dikarenakan hampir seluruh bahan baku atau sekitar 85 persen berasal dari impor.
"Secara singkat, semua parameter tersebut (pendapatan n laba masih mengalami tekanan yang besar di tahun ini. Meskipun harga rata-rata bahan baku terus mengalami penurunan, namun dengan adanya perbedaan waktu pada saat pembelian dan penjualan, membuat kami terus mengalami koreksi harga," ujarnya.