Detailnya adalah sebesar 29 persen digunakan untuk modal kerja dan operasional GIAA. Kemudian 37 persen untuk peningkatan modal Citilink, 22 persen untuk ekspansi armada.
“Dan 12 persen untuk pembayaran utang bahan bakar Citilink kepada Pertamina periode 2019 hingga 2021,” tulis manajemen.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025, Garuda mencatat ekuitas negatif senilai USD1,496 miliar, dengan liabilitas USD8,01 miliar dan aset USD6,51 miliar.
Setelah pelaksanaan transaksi, ekuitas GIAA akan berbalik positif menjadi USD349,9 juta. Rasio utang terhadap aset GIAA juga turun dari 123 persen menjadi 96 persen, dan rasio lancar meningkat dari 0,44 kali menjadi 1,53 kali.
(Dhera Arizona)