Menurutnya, angka ini diperkirakan tumbuh secara bertahap hingga mencapai lebih dari empat kali lipat dalam lima tahun berikutnya.
Selain laba bersih, nilai aset Prodia dari akuisisi ini juga diprediksi meningkat dari Rp1,4 miliar pada 2025 menjadi Rp30,6 miliar pada 2030.
Kenaikan ekuitas perusahaan turut mengikuti, dari angka awal Rp1,4 miliar menjadi Rp10,6 miliar pada periode yang sama.
“Dengan basis pelanggan yang berkembang dan teknologi yang kompetitif, ProSTEM dinilai memiliki potensi besar untuk memberikan nilai tambah bagi pemegang saham,” ujar Direktur Keuangan Prodia Liana Kuswandi.