IDXChannel - Proyeksi penurunan suku bunga acuan menjelang tutup tahun 2024 akan menguntungkan investasi di pasar obligasi.
Hal ini seiring dengan adanya indikasi penurunan suku bunga The Fed maupun bunga acuan Bank Indonesia.
"Tentunya kalau memang kemungkinan juga yield kita bisa kembali turun lagi palingnya ke sekitar 6,5 persen. Cuma memang seperti saya bilang tadi memang ada faktor-faktor lain seperti seberapa besar investor asing akan kembali masuk ke pasar SBN," kata Head of Fixed Income Fund Manager MNC Asset Management Muhamad Sugiarto dalam Market Buzz Power Breakfast IDX, Rabu (14/8/2024).
Menurut dia, yield bisa turun kembali bersamaan dengan perbankan nasional yang kembali masuk ke SBN.
"Ya kalau bagi perbankan, SRBI itu lebih menarik karena memberikan yield yang lebih besar. Kalau di SBN, tenor 10 tahun itu dapet 6,7 persen. Sekarang kalau di SRBI kan 7-7,3 persen untuk tenor di bawah 1 tahun. Itu menarik bagi perbankan lokal," tutur Sugiarto.
Di tengah potensi tersebut, investor dinilai bersiap untuk berinvestasi pada obligasi meski masih ada tantangan pada SBN.
"Terutama dari isu-isu global seperti data-data Amerika. Itu juga akan mempengaruhi volatilitas yield di SBN tentunya sampai akhir tahun ke depan. Untuk yang obligasi korporasi ini yang mungkin akan stabil ya kedepannya," ujar Sugiarto.
Dengan demikian, investor yang mencari kestabilan akan lebih cocok di obligasi korporasi. Hal ini karena obligasi korporasi menawarkan imbal hasil dan risiko yang lebih terukur. Berbeda dengan saham, tingkat volatilitas dan risikonya tinggi.
"Sebenarnya di segi minat investor juga mulai ada peningkatan di obligasi. Cuma untuk obligasi memang size-nya relatif lebih tinggi, lebih besar dibandingkan investor untuk beli saham," kata Sugiarto.
(DESI ANGRIANI)