Di tengah potensi tersebut, investor dinilai bersiap untuk berinvestasi pada obligasi meski masih ada tantangan pada SBN.
"Terutama dari isu-isu global seperti data-data Amerika. Itu juga akan mempengaruhi volatilitas yield di SBN tentunya sampai akhir tahun ke depan. Untuk yang obligasi korporasi ini yang mungkin akan stabil ya kedepannya," ujar Sugiarto.
Dengan demikian, investor yang mencari kestabilan akan lebih cocok di obligasi korporasi. Hal ini karena obligasi korporasi menawarkan imbal hasil dan risiko yang lebih terukur. Berbeda dengan saham, tingkat volatilitas dan risikonya tinggi.
"Sebenarnya di segi minat investor juga mulai ada peningkatan di obligasi. Cuma untuk obligasi memang size-nya relatif lebih tinggi, lebih besar dibandingkan investor untuk beli saham," kata Sugiarto.
(DESI ANGRIANI)