Ketidakpastian permintaan jangka panjang juga disoroti oleh OPEC yang memangkas proyeksi permintaan global untuk periode 2026–2029 akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi China.
Di sisi lain, risiko geopolitik tetap menjadi perhatian pasar, terutama menjelang kemungkinan sanksi baru dari AS terhadap Rusia di tengah memanasnya ketegangan terkait Ukraina.
Menurut analis FX Empire, Christopher Lewis, pasar minyak WTI menunjukkan reli yang cukup kuat pada awal perdagangan Jumat. Pergerakan harga masih bergejolak di antara indikator rata-rata pergerakan 50 hari (EMA 50) dan 200 hari (EMA 200).
Secara umum, pelemahan jangka pendek dinilai sebagai peluang beli, terutama jika harga mendekati level USD65 yang sebelumnya menjadi area resistance penting dan kini berpotensi menjadi area support karena adanya ‘memori pasar’.
Dengan demikian, USD65 dapat dianggap sebagai ‘lantai’ harga. Tantangan berikutnya adalah apakah harga mampu menembus EMA 200 dan melewati level USD69, yang menjadi sinyal bagi pelaku pasar untuk lebih percaya diri mengambil posisi beli agresif. Untuk saat ini, pullback jangka pendek dinilai masih menjadi kesempatan akumulasi.